Thursday, February 13, 2014
MUSRA DAHRIZAL KATIK RAJO MANGKUTO 1
KIPRAH
MUSRA
DAHRIZAL
KATIK
RAJO
MANGKUTO
Literator
Adat
.
.
...Minangkabau
FOTO-FOTO,
OOK
PRIBADI
JUMAT,
7,
F:EBRUARI2C
Kemam
puannya
akan
bahasa,
adat,
dan
falsafah
Minang
..
•
membuatnya
ingin
,.,meluruskan
dan
berbagi
•..
.
,.
ke
masyarakat
luas.
"
.
"
YOSE
HENDRA
E
E
MPAT
dekade
terakhir,
Musra
Dahrizal
dianugerahi
gelar
Katik
Rajo
Mangkuto.
Gelar
itu
merupakan
hasil
jerih
payahnya
menjaga
dan
meluruskan
makna
adat
dan
falsafah
Minangkabau.
Sejak
kecil,
pria
kelahiran
1949
itu
inenghabiskan
waktu
di
lingkungan
surau
di
Kampung
Subang
Anak,
Nagari
Batipuh
Baruah,
Kecamatan
Batipuh,
Kabupaten
Tanah
Datar.
Ia
menyebut
ada
lima
tempat
belajar
adat
dan
tradisi
Minangkabau,
empat
di
antaranya
surau.
Surau
tersebut
ialah
surau
unguk
untuk
tempat
belajar
berdendang,
tari
piring,
dan
basaluang
(memainkan
alat
tiup
tradisional
Minang),
surau
wak
kali
untuk
belajar
pidato
adat,
surau
suba
-rang
guna
belajar
bertani,
dan
surau
dirikan
usahanya
sendiri
pada
1970,
balenggek
tempat
belajar
silat.
ia
kerap
pulang
ke
Batipuh
atau
ke
Satu
tempat
lagi
ialah
barak
tentara
tempat
lain
untuk
mempelajari
adat
yang
ada
di
kampungnya.
"Pada
1959
dan
falsafah
Minangkabau,
seperti
di
Simpang
Ampek,
Subang
Anak,
ke
Muaro
Labuah
di
Solok
-Selatan,
ada
base
camp
tentara.
Tidak
ada
Kabupaten
Lima
Puluh
Kota,
Tanah
tentara,
kita
belajar
silat,"
ujar
pria
Datar,
dan
Agarn,
yang
akrab
dipanggil
Mak
Katik
itu
Pada
1976,
Mak
Katik
mulai
berbi
.
kepada
Media
Indonesia
di
Padang,
cara
adat
dan
tradisi
di
muka
umum
beberapa
waktu
lalu.
dan
membentuk
Randai
Talago
Semua
itu
ia
pelajari
dari
beragam
Gunuang
di
Palinggam,
yang
mayori
guru,
tapi
ada
tiga
yang
sangat
ber
tas
anggotanya
keturunan
Nias
dan
pengaruh.
Yakni,
Rangkai
Tuah
Kabun,
Datuak
Tongga,
dan
Mak
._---~--~--~~----~~~--
Etek
[aka,
Selain
itu,
ada
pula
pesan
orangtuanya,
yakni
alam
takambang
Tionghoa.
Di
randai
itu
masyarakat
jadi
guru.
bisa
mempelajari
berbagai
seni
dan
"Rangkai
Tuah
Kabun,
guru
silat
silat
asal
Minang.
pertama
saya
pada
1959.
Ia
membe
,
Bagi
pria
yang
biasa
memakai
korikan
180kata
kunci,
yang
bisa
mela
piah
kampia
(topi
mirip
ekor
kud~)
hirkan
ribuan
buku,
IT.I~k.~~"'~~.!litu,
syiar
adat
Minangkabau
lehih
~aJ..
liris.Misal,
kata
glinting,
bisadipecah
mudah
tersampai
dalam
suasana
cair,
menjadi
30peribahasa,"
imbuh
dosen
kala
duduk
sarnarendah
dilantai,
tak
luar
biasa
di
Universitas
Andalas
itu
menggurut,
menjadi
fasilitator
yang
yang
mahir
silat
aliran
sungai
patai
baik,
dan
merangRul
semua
kelom
dan
silat
tuo.
,
-pok
dan
strata
masyarakat.
Namun,
di
balik
semua
itu,
Mak
Dialog
adat
Mak
Katik
sempat
mengenyam
pendidikan
formal
di
sekolah
rakyat
sebelum
akhirnya
hengkang
pada
Katik
melihat
permasalahan
pelik
di
1963
karena
masalah
ekonomi.
Tak
dalam
sejarah
Minang,
antara
agama
patah
arang,
ia
belajar
masalah
Mi
dan
adat,
yang
dinilai
bertolak
bela
nangkabau
secara
autodidak.
kang
dengan
Islam.
Pada
1967,
ia
hijrah
ke
Padang
Puncak
pertarungan
pernah
ter
dan
bekerja
di
percetakan
bernama
jadi
di
abad
ke-19,
saat
Perang
Padri.
Bungo
Tanjung.
Hingga
1833,
disepakati
bahwa
adat
Namun,
kegelisahan
akan
masa
bersendi
syarak,
syarak
bersendi
lalu
di
kampung
kembali
menerpa
adat--(red
kitabulah)
(ABS-SBK)da
nya
hingga
ia
memutuskan
mencari
lam
Perjanjian
Plakat
Panjang.
gelanggang
randai
dan
saluang
di
Pa-
Salah
satu
contoh
peroedaan
ialah
dang.
Ternyata
di
sana
geliat
seninya
saat
prosesi
ijab
kabul.
Penghulu
bangkit.
Bahkan
keUka
berhasil
men
------------------~
BIODATA
Nama:
Musra
Dahrizal
Katik
Rajo
Mangkuto
Tempat,
tanggal
lahlr;
,
Batipuh,
Padang
Panjang,
Sumatra
Barat,
18
Agustus
1949
Istri:
Sri
Indrawati,
54
Anak:
Sil
Ebri
Pifiane,
5
Oktober
1982
Sil
Vikadewi,
8
Agustus
1984
Salmond
Pilima,
28
November
1985
SriMeutia
Elvalina,3Agustus
1987
tidak
mempermasalahkan
kalau
mempelai
perempuan
sedang
datang
bulan
(haid).
Namun,
di
adat
Minang,
hal
itu
tidak
bagus
karena
dalam
kondisi
kotor,
Selain
itu,
ada
larangan
kawin
sesuku.
"Nah,
poinnya,
mernbuka
persurnpahan,
artinya
munafik.
Diagama
memang
boleh
kawin
sesuku,
tapi
kalau
sumpah
dibuka?
Mernbuka
sumpah
yang
tidak
boleh,"
imlouhnya.
Prihatin
Di
usia
ke-65,
Mak
Katik
sedih
dengan
realitas
ketika
banyak
anak
yang
tidak
bisa
berbahasa
Minang
atau
mencampurnya
dengan
bahasa
Indonesia.
Keprihatinannya
itu
juga
berda
sarkan
survei
selama
33
hari
di
[awa
dan17hari
diSuma.trayangmenelan
biayaRp12juta.Iamendapati
bahasa
yang
digunakan
sekolah
lebih
banyak
menggunakan
bahasa
Indonesia
dan
pelajaran
muatan
lokal
diajarkan
de
ngan
bahasa
lokal.
,
Tawaran
mengajar
di
Universitas
Andalas
ia
ambil
sebagai
bentuk
tang
gung
jawabnya
kepada
masyarakat.
"Pada
6
Februari
nanti,
Baso
di
,Agam
sudah
meminta
saya
untuk
datang.
Nantinya
saya
akanberbicara
adat
Minang
di
depan
generasi
muda,
~bu;ibu~or,a:r;gt:U,a,;nin~;Pf~a~,
~fX;;,t
:('>
di
pejabatnagari
seternpat,"
ujarnya.
Dalam
syiarnya,
tidak
selamanya
ia
.
dihayar
secara
profesional.
DiNagari
Batipuh,
sepanjang
2007-2009,
ia
me
luangkan
waktu
dari
Padang
selama
2
jam
perjalanan
untuk
mengajar
dan
menjelaskan
adat
secara
makna
dan
hakikat,
tanpa
dibayar.
Modalnya
cuma
gorengan
dan
kopi
segelas.
Hal
demikian
juga
sering
diala
minya
di
daerah
lain
seperti
Tabek
di
Tanah
Datar,
beberapa
waktu
lalu.
"Pernah
juga
ke
organisasi
kemaha
siswaan
sepertiHMI,
tanpa
dibayar,"
tukasnya.
Menurutnya,
kemahirannya
ialah
utang
moral,
utang
kebudayaan,
se
bagai
individu.
"Kalau
tidak
dibagi
ke
orang
lain,
kan
mubazir,"
tegasnya.
(M-5)
yose@mediaindon'esia.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment